Foto :Doc Fian Hamzah |
AssalamuAlaikum Wr. Wb Netizen yang budiman.
Di Gorontalo dalam dalam 2 hari ini ribut dengan salah satu tagar yang dibuat rekan-rekan mahasiswa. Tagar tersebut adalah #KamiKecewaDenganGubernurGorontalo, tentu tagar yang menjadi bahan pembicaraan orang banyak ini mengundang tanya dan penasaran pada netizen yang budiman.
Tagar ini bukan hanya sekadar tagar biasa sebab melibatkan pemimpin daerah Gorontalo. Tanya para netizen yang sering kami lihat, pertanyaan mendasar ialah mengapa kami pilih tagar tersebut? Mengapa bukan tagar lainya saja? Ada apa dengan tagar ini?
Maka atas dasar itu kami sampaikan kepada netizen yang budiman bahwa tagar tersebut merupakan bentuk kekecewaan kami kepada Gubernur Gorontalo, Sebab kebijakan yang beliau ambil cenderung abai terhadap pendidikan yang ada di Gorontalo padahal kalau kita melirik visi – misi pemerintah Gorontalo tentang peningkatan sumber daya manusia, dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan sumber daya manusia tentu melalui pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tentu di dukung oleh berbagai macam aspek dari infrastruktur yang baik serta bantuan pendidikan bagi mahasiswa berprestasi.
Dari sini jelas pemerintah Provinsi Gorontalo telah abai terhadap pendidikan yang ada di Gorontalo yang dibuktikan dengan adanya surat edaran Sekretaris Daerah pada masing-masing OPD yang memuat angka-angka guna pemenuhan refocusing 361 Miliar dan untuk Dikbudpora sendiri harus memenuhi ±42 Miliar, namun anggaran yang dituliskan tersebut tidak sesuai dengan kemampuan dikbudpora. Berkembang cerita dikbudpora hanya mampu mengadakan anggaran ±30 miliar itupun tiggal menyisahkan gaji PTT, tenaga kontrak dan pengadaan mobiler yang sudah di pangkas.
Nah, disini ada anggaran beasiswa yang sudah disetujui dalam APBD 2020 yang dalam keyakinan kami kadis pendidikan tetap pertahankan. Namun diujung cerita anggaran beasiswa tersebut harus ditarik untuk refocusing. (inilah kabar burung yang patut kami sampaikan pada netizen yang budiman)
Disini kami perlu meluruskan cara pikir netizen, Kami tidak akan persoalkan kalau anggaran yang di tarik tersebut bukan anggaran pendidikan apalagi beasiwa, Jangankan 42 Miliar itu, 100 Miliar pun kami tidak akan mempersoalkan.
Kan masih banyak anggaran yang bisa digeser pada penanganan covid19, Ada anggaran perbaikan Jl. Dari yang berkisar 18 miliar hingga 24 miliar, Ada juga pengadaan alat tulis, Ada juga perbaikan jembatan dan masih banyak lagi. Selama anggaran tersebut itu diperuntnukan untuk kepentingan rakyat tentu kami tidak akan pernah melakukan protes, Mahasiswa itu bagian dari rakyat Gorontalo yang sepatutnya mendapat perhatian yang sama di masa pandemi ini.
Lagian beasiswa itu bisa di gunakan untuk meringankan beban masyarakat dalam hal ini mahasiswa dan orang tua dari mahasiswa tersebut di masa pandemi ini. Keliru apabila netizen memandang gerakan yang dibuat adalah gerakan untuk meraup keuntungan pribadi. Dalam konstitusi Amandemen UUD 1945 pasal 1 ayat 4 mengamanatkan kewajiban pemerintah untuk mengalokasikan biaya pemerintah sekurang-kurangnya 20% dari APBN maupun APBD. Dari sini kami pikir jelas, Netizen harus paham dan sadar bahwa yang disuarakan ini benar-benar HAK, kewajiban pemerintah untuk menunaikan hal tersebut.
Sekali lagi kami perlu tegaskan masih banyak anggaran pemerintah Provinsi Gorontalo yang bisa diambil ketimbang harus mengambil anggaran untuk pendidikan. Semoga netizen yang budiman bisa paham dan tercerahkan lewat tulisan ini.
Untuk membuktikan kabar burung diatas, kami perlu melakukan dialog terbuka antara Mahasiswa – DPRD – serta Gubernur dan dinas-dinas yang ada di Gorontalo. Itupun kalau berani, ayo kita buka-bukaan. Jangan bohongi rakyat..
Sabtu kemarin kami telah melayangkan surat dialog pada DPRD Gorontalo semoga saja dapat difasilitasi dan kami akan tunggu kabar baiknya..
#KamiKecewaDenganGubernurGorontalo
Sekian, terimakasih..
WassalamualaikumWr.Wb..
Penulis : Fian Hamzah
(Mahasiswa Hukum Universitas Negeri Gorontalo )