Tuesday, July 21, 2020

Nenek Viral Jualan Salak di Jogja Ternyata Punya 4 Rumah, Anak Bilang Tak Ada Paksaan Berjualan


DetikMenit --Setelah ramai diperbincangkan di media sosial dugaan pemaksaan pada seorang nenek untuk berjualan salak, anak nenek tersebut angkat bicara. Ia membantah memaksa ibunya untuk berjualan. Hal itu justru dilakukan untuk menuruti kemauan ibunya.


Supriyono (di berita sebelumnya disebut Priyono), 45, anak dr nenek bernama Mbah Sudi, 80, yg viral di media sosial lantaran menjual salak di salah satu ruas jalan di Jogja membantah telah memaksa ibunya berjualan salak. Ia mengaku hanya menuruti kemauan ibunya yg senang berjualan dan tdk ingin ibunya keliling sendirian sampai larut malam.


"Kalau ada yg bilang dipaksa itu enggak. Memang ibu saya sukanya jualan dr dulu. Pernah sampai malam belum pulang, saya cari keliling," kata Supriyono ketika ditemui awak media pada Selasa (12/7/2020).


Kepada media, ia menceritakan bahwa awal mula ibunya berjualan salak sekitar satu tahun yg lalu. Kala itu, ia masih bekerja sebagai karyawan di toko bangunan. Namun, krn seringkali mendapati ibunya belum pulang sampai larut malam krn berjualan, ia memutuskan untuk keluar dr tempat kerjanya dan menemani ibunya.


Soal dugaan nenek tersebut yg tdk diurus oleh keluarga dan tdk diberi makan, Supriyono juga membantah. Menurutnya, selama ini istrinya selalu menyediakan makanan setiap hari bagi ibunya, namun tdk dimakan.


"Simbah sudah sepuh, agak pikun jadi setiap kali disediakan makan tdk dimakan, justru didiamkan dan keluar rumah. Simbah malah minta makan ke tetangga, padahal di rumah ada makanan," imbuhnya.


Mbah Sudi diketahui tinggal di RT 4 RW 22 Dusun Jambon, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Sleman. Sejatinya, ia punya empat rumah. Satu ditinggalinya bersama anak tertuanya, satu yg lain ditinggali Supriyono, Priyani, bersama ketiga anaknya, sementara dua rumah lain dikontrakkan.


Selama tdk bekerja mandiri, Supriyono menggantungkan hidup dr uang sewa rumah dan hasil jualan salak ibunya. Priyani, 47, istrinya, juga mengaku mereka tdk punya bakat berdagang, tak seperti Mbah Sudi.


"Simbah dr dulu jualan, memang masih aktif keliling. Mulai dr mlinjo, lalu salak. Memang senang jualan keliling, kami nggak memaksa," kata dia.


Pagi ini bahkan Mbah Sudi masih meminta dibelikan salak untuk ia jual lagi. Padahal, keluarga dan pengurus RT setempat sudah memintanya untuk tdk berjualan salak lagi. "Tadi masih minta 'dikulakke' salak, saya nggak turuti," kata Priyani.


Hal tersebut dibenarkan Ketua RT 4, Edi Purtopo. Ia telah meminta Supriyono untuk tdk membiarkan Mbah Sudi berjualan salak lagi. Ia juga akan melakukan pembinaan supaya Supriyono kembali mendapatkan pekerjaan.


"Anaknya itu kalau jualan salak sendiri nggak laku. Kalau ibunya laku, mungkin krn orang iba dan sudah sejak dulu terbiasa jualan," kata Edi.


Selama ini, ia selalu menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT) dr Pemkab Sleman maupun bantuan lain untuk keluarga Mbah Sudi supaya perekonomian mereka terbantu. Ia juga menyarankan supaya setiap bantuan yg diterima untuk dibuat modal usaha.


"Saya sarankan BLT untuk dikembangkan, jangan langsung habis. Ke depannya kami akan rangkul supaya berbaur di masyarakat supaya dapat kerja," kata Edi.


Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sleman, Eko Suhargono menuturkan akan mengecek lebih lanjut keluarga tersebut dan melakukan pendekatan. Ia juga akan melakukan pembinaan untuk Supriyono.


"Anaknya bilang Simbah itu nggak mau istirahat dan nggak mau bergantung pada anak. Kami masih akan coba pendekatan, saya perintahkan pekerja sosial untuk ngecek ke sana lagi," kata Eko.


Sebelumnya diberitakan seorang nenek yg berjualan di sekitar Mancasan, Wirobrajan, Yogyakarta mendapatkan perhatian dr sejumlah pihak krn sebuah video viral beredar di media sosial. Video tersebut menggambarkan seorang lansia berjualan salak di wilayah Mancasan, Wirobrajan, Kota Yogyakarta dengan berjalan kaki.


Akun @infojogjaupdate me-repost story Instagram dr akun @salwaaaasb pada Minggu (19/7) yg mengunggah seorang nenek yg berjualan salak di sekitar Mancasan, Wirobrajan Yogyakarta. Nenek tersebut jalan kaki hingga menuju ke Jembatan Tamansari di Jalan Letjen S. Parman Patangpuluhan, Wirobrajan, Yogyakarta.


Sang nenek ternyata sudah ditunggu oleh seseorang yg diduga anaknya yg berada di Jembatan Tamansari sesaat sebelum nenek tersebut diangkut oleh seseorang yg diduga anaknya dengan kendaraan bermotor roda tiga merek Viar.


Dalam unggahan yg mendapatkan respons netizen tersebut, video yg di-repost oleh akun @infojogjaupdate dr akun @salwaaaasb tersebut terdapat tiga sesi video.


Video pertama tersebut dituliskan, "simbah ini dipaksa suruh jualan sama anaknya, tdk dikasih makan dan minum sama anaknya, sampe kelaparan di warung saya, dan tanpa dosa anaknya nunggu di motor Tossa. Kebetulan saya dapet video plat nomer Tossa dan video anaknya, akan saya post setelah ini, tolong bantu viralkan ini supaya anaknya ditindak". 


Artikel Terkait

This Is The Newest Post

Terkini