DetikMenit --Setelah ramai diperbincangkan di media sosial dugaan
pemaksaan pada seorang nenek untuk berjualan salak, anak nenek tersebut angkat
bicara. Ia membantah memaksa ibunya untuk berjualan. Hal itu justru dilakukan
untuk menuruti kemauan ibunya.
Supriyono (di berita sebelumnya
disebut Priyono), 45, anak dr nenek bernama Mbah Sudi, 80, yg viral di media
sosial lantaran menjual salak di salah satu ruas jalan di Jogja membantah telah
memaksa ibunya berjualan salak. Ia mengaku hanya menuruti kemauan ibunya yg
senang berjualan dan tdk ingin ibunya keliling sendirian sampai larut malam.
"Kalau
ada yg bilang dipaksa itu enggak. Memang
ibu saya sukanya jualan dr dulu. Pernah
sampai malam belum pulang, saya cari keliling," kata Supriyono ketika
ditemui awak media pada Selasa (12/7/2020).
Kepada
media, ia menceritakan bahwa awal mula ibunya berjualan salak sekitar satu
tahun yg lalu. Kala itu, ia masih bekerja
sebagai karyawan di toko bangunan. Namun, krn
seringkali mendapati ibunya belum pulang sampai larut malam krn berjualan, ia memutuskan untuk keluar dr tempat kerjanya dan menemani ibunya.
Soal dugaan
nenek tersebut yg tdk diurus oleh keluarga dan tdk
diberi makan, Supriyono juga membantah. Menurutnya, selama ini istrinya selalu
menyediakan makanan setiap hari bagi ibunya, namun tdk dimakan.
"Simbah
sudah sepuh, agak pikun jadi setiap kali disediakan makan tdk dimakan, justru didiamkan dan keluar rumah. Simbah malah
minta makan ke tetangga, padahal di rumah ada makanan," imbuhnya.
Mbah Sudi
diketahui tinggal di RT 4 RW 22 Dusun Jambon, Desa Trihanggo, Kecamatan
Gamping, Sleman. Sejatinya, ia punya empat rumah. Satu ditinggalinya bersama
anak tertuanya, satu yg lain ditinggali
Supriyono, Priyani, bersama ketiga anaknya, sementara dua rumah lain
dikontrakkan.
Selama tdk bekerja mandiri, Supriyono menggantungkan hidup dr uang sewa rumah dan hasil jualan salak ibunya. Priyani, 47,
istrinya, juga mengaku mereka tdk punya
bakat berdagang, tak seperti Mbah Sudi.
"Simbah
dr dulu jualan, memang masih aktif
keliling. Mulai dr mlinjo, lalu salak.
Memang senang jualan keliling, kami nggak memaksa," kata dia.
Pagi ini
bahkan Mbah Sudi masih meminta dibelikan salak untuk ia jual lagi. Padahal,
keluarga dan pengurus RT setempat sudah memintanya untuk tdk berjualan salak lagi. "Tadi masih minta 'dikulakke'
salak, saya nggak turuti," kata Priyani.
Hal tersebut
dibenarkan Ketua RT 4, Edi Purtopo. Ia telah meminta Supriyono untuk tdk membiarkan Mbah Sudi berjualan salak lagi. Ia juga akan
melakukan pembinaan supaya Supriyono kembali mendapatkan pekerjaan.
"Anaknya
itu kalau jualan salak sendiri nggak laku. Kalau ibunya laku, mungkin krn orang iba dan sudah sejak dulu terbiasa jualan," kata
Edi.
Selama ini,
ia selalu menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT) dr Pemkab Sleman maupun bantuan lain untuk keluarga Mbah Sudi
supaya perekonomian mereka terbantu. Ia juga menyarankan supaya setiap bantuan yg diterima untuk dibuat modal usaha.
"Saya
sarankan BLT untuk dikembangkan, jangan langsung habis. Ke depannya kami akan
rangkul supaya berbaur di masyarakat supaya dapat kerja," kata Edi.
Dihubungi
terpisah, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sleman, Eko Suhargono menuturkan akan
mengecek lebih lanjut keluarga tersebut dan melakukan pendekatan. Ia juga akan
melakukan pembinaan untuk Supriyono.
"Anaknya
bilang Simbah itu nggak mau istirahat dan nggak mau bergantung pada anak. Kami
masih akan coba pendekatan, saya perintahkan pekerja sosial untuk ngecek ke
sana lagi," kata Eko.
Sebelumnya
diberitakan seorang nenek yg berjualan di
sekitar Mancasan, Wirobrajan, Yogyakarta mendapatkan perhatian dr sejumlah pihak krn
sebuah video viral beredar di media sosial. Video tersebut menggambarkan
seorang lansia berjualan salak di wilayah Mancasan, Wirobrajan, Kota Yogyakarta
dengan berjalan kaki.
Akun
@infojogjaupdate me-repost story Instagram dr
akun @salwaaaasb pada Minggu (19/7) yg
mengunggah seorang nenek yg berjualan
salak di sekitar Mancasan, Wirobrajan Yogyakarta. Nenek tersebut jalan kaki
hingga menuju ke Jembatan Tamansari di Jalan Letjen S. Parman Patangpuluhan,
Wirobrajan, Yogyakarta.
Sang nenek
ternyata sudah ditunggu oleh seseorang yg
diduga anaknya yg berada di Jembatan
Tamansari sesaat sebelum nenek tersebut diangkut oleh seseorang yg diduga anaknya dengan kendaraan bermotor roda tiga merek
Viar.
Dalam
unggahan yg mendapatkan respons netizen
tersebut, video yg di-repost oleh akun
@infojogjaupdate dr akun @salwaaaasb
tersebut terdapat tiga sesi video.
Video
pertama tersebut dituliskan, "simbah ini dipaksa suruh jualan sama
anaknya, tdk dikasih makan dan minum sama
anaknya, sampe kelaparan di warung saya, dan tanpa dosa anaknya nunggu di motor
Tossa. Kebetulan saya dapet video plat nomer Tossa dan video anaknya, akan saya
post setelah ini, tolong bantu viralkan ini supaya anaknya
ditindak".