Showing posts with label MyBlog. Show all posts
Showing posts with label MyBlog. Show all posts

Tuesday, April 28, 2020

Korban Tewas Akibat Gempa Bertambah

Sementara itu, masih menurut BNPB, gempa 7,3 SR yang berpusat di 142 km barat daya Kota Tasikmalaya itu juga membuat sejumlah besar orang mengungsi. Terdata jumlah pengungsi di Kabupaten Sukabumi sebanyak 140 orang. Sehingga total pengungsi di Jawa Barat hingga pukul 15.00 wib tercatat  sebanyak 25.382 jiwa. Pengungsi tersebar di Kabupaten Cianjur (11.787),  Garut (8.195),  Tasikmalaya (450), Kota Tasikmalaya (3.387), Kabupaten Bogor (663), Ciamis (473), Kuningan (287), dan Sukabumi (140).  Sedangkan, pengungsi di Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah terdata sebanyak 2.388 jiwa.

Sumber: Kompas.com

Kami keluarga besar Bidanku.com mengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas korban akibat bencana alam gempa, semoga arwah yang meninggal di terima di sisi-Nya dan bagi yang ditinggalkan semoga diberi kekuatan dan ketabahan

Tips Mudik Lebaran Yang Aman dan Nyaman

Yang tak kalah pentingnya adalah kondisi kendaraan, pastikan jauh-jauh hari bahwa kendaraan yang akan dipakai sudah siap ‘tempur’. Berikut tips mudik bagi anda yang hendak bersilahturahmi kepada keluarga di kampung halaman :

Meninggalkan Milis

Bagi anda yang aktif bergabung dengan sebuah milis, pastikan anda merubah message delivery sehingga anda tidak mengalami kelebihan kapasitas yang berpotensi membuat anda kena bounching.

Untuk perubahan ini mudah saja, anda tinggal mengirim email kepada moderator untuk permohonan berhenti dari milis atau menerima diggest (rangkuman email perhari).

Kondisi Tubuh

Pastikan bahwa sebelum mudik anda dan keluarga berada dalam kondisi yang fit. Terutama bagi driver

Kondisi Mobil dan Perlengkapan Mobil

Sebelum dipakai ‘bertempur’ alias mudik, periksakan kondisi kendaraan anda di bengkel langganan ((tune-up komplit, rem, ban, wiper, radiator, tali kipas/AC, aki, dll). Dan jangan lupa membawa perlengkapan alat-alat mobil (tools kit), dongkrak, tali derek, ban serep, kotak P3K, segitiga pengaman, kunci roda palang, senter,dll.

Bawa Air Mentah

Bawalah air mentah di dalam jerigen 5 liter atau jika tidak ada jerigen bisa memakai bekas botol air mineral besar (1 literan) untuk mengisi radiator bila kurang. Ar juga bisa untuk mencuci tangan bila selesai ganti ban kalau bocor atau kempes. Tak ada salahnya ada juga membawa sabun. Air ini juga berguna bila bawa anak kecil/bayi tiba-tiba ‘pup’ saat kita tengah berada di daerah yang sulit air (misalnya: sawah, hutan)

Bekal Makanan

Pastikan anda membawa bekal makanan yang praktis dan bisa dimakan sambil terus berkendara. Saat mudik disarankan untuk tidak asal makan di restoran/rumah makan tempat pemberhentian Bus Antar Kota karena di saat-saat seperti itu dikhawatirkan cara masak dan mencuci piringnya kurang bersih karena pengunjung sangat padat dan banyak yang harus dilayani.

Lebih terjamin bila anda membawa makanan sendiri. Tapi kalau bekal habis anda bisa masuk ke dalam kota dimana anda lewat untuk mencari restoran fast food fried chiken. Yang pasti anak-anak suka dan lebih baik kebersihannya.

Packing Barang/ Muatan Dengan Benar

Urutkan barang/ muatan berdasarkan tingkat kebutuhan. Yang memiliki kemungkinan sangat besar dibutuhkan saat dalam perjalanan diletakkan di tempat atau posisi yang paling mudah dikeluarkan. Supaya tidak perlu bongkar muat tiap kali butuh sesuatu.

Kebelet Pipis

Ini adalah masalah rutin para pemudik. Untuk anak-anak dan laki-laki sih hal ini bukan masalah besar, tinggal berhenti saja di pinggir jalan dan beres deh. Tapi untuk para wanita ini bukanlah hal yang mudah. Untuk mengatasinya carilah pompa bensin yang besar pasti ada toiletnya yang cukup bersih, bila kotor, cari lagi berjalan beberapa kilometer. Atau anda bisa juga mencari Wartel, Kantor Polisi, Pusat Pertokoan, Losmen, Hotel, Masjid, dll.

Raja Setan Jalanan

Yang harus diingat adalah jika kita berkendara dengan mobil pribadi di Jalur Pantura adalah siap mengalah dengan Bus Antar Kota/Propinsi, mereka ini “Raja Setan Jalanan Pantura”. Jangan coba-coba adu balap meski kita ada di jalur yang benar. Bila dari arah berlawanan tiba-tiba ada Bus yang melancangi truk gandeng yang berjalan lamban, Anda harus siap mengurangi kecepatan dan minggir ke kiri.

Bahkan bila perlu turun/keluar dari jalan aspal. Jangan ambil resiko, lebih baik mengalah. Bukankah Anda dan keluarga ingin tiba di kampung halaman dengan selamat?

Si Keong dan Si Kura-Kura

Lain bus lain lagi truk gandeng maupun truk engkel. Kalau truk-truk ini dikenalnya sebagai si Keong atau si Kura-Kura karena begitu lamban jalannya. Bagi mereka yang sering lewat Pantura pasti tahu betapa menjengkelkannya kendaran ini. Sudah jalnnya lambat, mereka ‘ngotot’ berjalan di jalur kanan pula.

Jika bertemu dengan tru jenis ini kita harus ekstra sabar dan hati-hati, cobalah menyalip dari sebelah kiri. Minta co-driver melihat ke depan apakah lajur depan sebelah kiri kosong dan aman untuk menyalip atau tidak? Yang perlu diperhatikan adalah apakah di kiri depan ada motor,becak, sepeda, mobil mogok/parkir, lobang, jembatan sempit, dll.

Bila aman tak ada halangan menyaliplah “dari jalur kiri” dengan tetap waspada, apalagi kalau yang disalip itu konvoi truk yang panjang.

Bawa Peta Jalur Mudik

Jangan lupa membawa peta jalur mudik, karena ini sangat penting dan berguna. Hendaknya pilihlah peta yang memuat jalur-jalur alternatif secara detail, ini penting sekali apabila terjadi kemacetan di suatu titik. Dan jangan lupa peta tersebut dilengkapi dengan nomor-nomor telepon penting, info tol sepanjang Pulau Jawa, dll.

Bawa HP & Chargernya

Sebaiknya sebelum berangkat charge HP anda sampai penuh. Untuk daerah/area tertentu yang Anda lewati akan terjadi “blank spot” untuk kartu tertentu, lebih baik jika salah satu anggota keluarga punya HP dengan kartu yang berbeda. Jadi bila terjadi blankspot masih bisa pakai HP satunya lagi.

Memonitor Milis

Bila ada kesempatan, sekali-kali monitorlah milis yang anda ikuti, siapa tahu ada teman yang sedang on-line. Bagi yang tidak punya laptop, tidak perlu berkecil hati, anda tinggal mencari warnet saja bukan?

Obat-Obatan

Bawa obat-obatan yang biasa digunakan, jangan lupa itu! Terutama untuk anak-anak.

Waktu Berangkat

Jika anda berangkat pagi jam 06.00: Bisa lihat pemandangan, restoran dan bengkel mobil pasti buka, bila mobil tua dan AC kurang bagus anak- anak kasihan akan tersiksa karena panas apalagi kalau macet, sepanjang jalan yang dilewati kita akan ketemu pasar tradisional di kota kecamatan/kabupaten yang pasti macet, banyak orang menyeberang, becak, sepeda, ojek, dll, ketemu dengan “Panitia” Pembangunan Masjid yang minta sumbangan.

Harap hati-hati dengan drum yang ditaruh di tengah-tengah jalan, jangan sampai ngebut melewati mereka. Bagi anda yang berkacamata minus sebaiknya jalan pagi saja.

Berangkat sore/malam jam 17.00: Tidak bisa lihat pemandangan, hanya restoran dan bengkel 24 jam saja yang buka, anak-anak bisa tidur tidak ribut, tidak panas baik di dalam mobil maupun di luar, tidak ada pasar tradisional, tidak ada Panitia Pembangunan Masjid. Bila kita mau menyalip di tikungan akan kelihatan dari sinar lampu mobil dari arah berlawanan. Hanya saja kita harus ekstra hati-hati dan jangan sampai mengantuk.

Berikan no. HP dan telepon di kampung halaman ke tetangga atau RT

Ini dimaksutkan agar Anda bisa dihubungi kalau terjadi sesuatu di rumah Anda.

Arus Balik dan Pulang Balik

Harap simpan tenaga dan tetap jaga kesehatan untuk siap pulang balik setelah mudik. Jangan pulang balik di pas mepet sekali besoknya harus sudah masuk kantor dan anak-anak masuk sekolah, pasti kelelahan kan? Ada baiknya ambil waktu sehari istirahat sebelum besoknya melakukan aktifitas rutin.

Uang Tunai

Bawa uang tunai secukupnya, tak perlu bawa banyak-banyak, toh ATM banyak sekali dijumpai di daerah.

Bawa Kaset/CD

Bawalah kaset/CD yang menjadi favorit Anda, agar suasana tidak jenuh, bosan dan sekaligus membawa suasana gembira.

Stiker

Tempelkan stiker favorit Anda atau tanda pengenal komunitas tertentu di kaca belakang mobil /spatboard kendaraan Anda. Siapa tahu nanti di perjalanan Anda berjumpa dengan teman baru?

Catatlah nomor telepon penting

Dengan mengantoingi nomor telpon polisi, Jasa Marga, Info jalan tol akan sangat membantu saat anda mengalami masalah dalam perjalanan.

Mintalah lembar informasi kepada bengkel ATPM

Pastikan anda meminta yang sesuai merk kendaraan, anda bisa juga meminta pada Jasa Marga, biasanya mereka membuat semacam leaflet yang dibagikan secara gratis yang berisi info mudik seperti daftar posko bengkel jaga beserta nomor teleponnya, rute mudik rawan macet, restoran, SPBU, ATM di sepanjang rute perjalanan mudik.

Frekwensi radio

Ini akan membantu memberikan informasi mudik di sepanjang rute perjalanan Anda. Anda bisa juga mendengarkan radio untuk mendapatkan info yang Anda inginkan.

Setelah semua hal diatas anda siapkan dengan cermat, jangan lupa untuk selalu BERDOA sebelum memulai perjalanan. Selamat mudik, semoga selamat sampai tempat tujuan.



Sumber: Kapanlagi.com

Bayi ‘Raksasa’ Terlahir di Sumatera Utara


Tubuh bayi yang jauh lebih besar dari bayi seumurnya membuat para perawat kewalahan memberikan selimut. Sebab, baju yang diberikan oleh pihak keluarga tidak mencukupi ukuranya bagi sang bayi. Berat bayi diluar batas normal ini membuat sejumlah pengunjung rumah sakit dan masyarakat berdesakan untuk melihat sang bayi yang belum bernama

itu. Banyaknya warga dan pengunjung yang ingin melihat sang bayi membuat pihak rumah sakit memberlakukan pengawasan ketat pada setiap tamu yang berkunjung ke ruang rawat anak dan bayi.

Ditambahkan Ani, ia tidak ada firasat atau tanda-tanda apapun akan melahirkan bayi dengan berat yang melebihi normal. Tetapi saat mengandung dirinya mengira akan mendapatkan anak kembar karena perutnya kelihatan sangat besar.

Dokter yang khawatir akan keselamatan bayi dan ibunya, mengambil kebijaksanaan untuk proses persalinan dilakukan dengan operasi caesar. Kondisi bayi dalam keadaan stabil, begitu juga ibu yang melahirkannya. Ani masih menjalani perawatan iintensif di ruang rawat inap rumah sakit.

Sumber: Poskota.co.id

Monday, April 27, 2020

Gempa di Padang, Indonesia Kembali Berduka



Gempa berkekuatan 7,6 skala Richter yang mengguncang wilayah Padang, Sumatera Barat, terjadi sekitar pukul 22.35 WIB, Selasa (16/5/2006). Gempa itu diras skala Richter yang mengguncang wilayah Padang Gempa di Padang, Indonesia Kembali Berdukaakan cukup lama sekitar 1 menit (BMG) dan telah meluluhlantakan kota Padang. Sampai saat saya menulis blog ini, tercatat korban yang meninggal akibat gempa tersebut telah mencapai angka 500 orang dan lebih dari 2.000 orang mengalami luka baik ringan maupun berat(Metro TV). Korban paling banyak terjadi di kota Padang, Padang Pariaman, dan Pariaman.

Sementara itu, kerusakan bangunan di Kota Padang tercatat ada sekitar 150 unit rumah rusak berat, 200 unit rusak sedang, dan 1.500 unit rusak ringan (Kompas). Diberitakan juga hampir sebagian besar bangunan yang terdiri dari dua lantai mengalami rusak berat atau roboh diantaranya termasuk kantor Gubernur Sumatera Barat.

 skala Richter yang mengguncang wilayah Padang Gempa di Padang, Indonesia Kembali BerdukaYa Allah kenapa begitu beruntun bencana yang harus diterima oleh Bumi Indonesia tercinta ini, apakah engkau memberikan semua ini sebagai cobaan? ujian? atau azab? wallahu alam. Jikalau Engkau memberikan bencana ini sebagai ujian maka berikanlah kekuatan bagi mereka yang sedang ditimpa oleh ujian-Mu, namun jika Engkau memberikan bencana ini sebagai azab, maka kami hanya bisa memohon ampunan-Mu, hanya Engkau lah ya Allah yang Maha Kuasa.

Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas korban akibat gempa yang terjadi di wilayah Sumatera, semoga senantiasa diberikan ketabahan dan kekuatan.

Pahlawan dan Ibu Rumah Tangga

Ibu rumah tangga (IRT) berpeluang melahirkan dan menjadi pahlawan. Dalam koridor emansipasi dan kesamaan jender, pahlawan yang dilahirkan bisa lebih banyak dan berkualitas. Ia bisa menggugat bukan hanya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), melainkan juga perolehan hasil usaha pasangannya yang tidak wajar. Bisa juga ia menolak untuk bekerja di luar rumah ketika anaknya masih menyusui dan perlu pengasuhan.

Mungkin ini “ilusi” bila yang terjadi justru IRT “bosan” dengan statusnya yang dipandang “hina” dan kurang penghargaan sehingga menuntut bekerja di luar rumah dengan banyak meninggalkan anaknya. Padahal, bisa jadi statusnya diperlukan membangun generasi tangguh.

Intelektualitas IRT tampak semakin penting di era kemajuan peradaban seperti disampaikan almarhum KH Rusyad Nurdin pertengahan 1988. Fenomena yang ada memerlukan penjelasan yang dapat diterima nalar dan dipatuhi anak. Banyaknya kasus aliran sesat, anak yang menjadi pelaku ataupun korban kejahatan perlu dipandang sebagai upaya sistematis merobohkan konstruksi generasi bangsa.

Banyaknya ibu yang “gemar” menciptakan kegiatan di luar rumah untuk bisnis, karier, arisan, PKK, atau Dharma Wanita diharapkan tidak bersifat permanen agar tidak memudarkan “aura” IRT sebagai sosok mulia. Bisa jadi ketika masih belum punya anak, atau anaknya sudah dewasa kegiatan tersebut menjadi bagus. Sewaktu buah hati lahir dan merangkak besar, meninggalkan rumah bersama anaknya bisa mempererat ikatan keduanya sekaligus untuk refreshing dan tidak kurung batok. Namun, ketika dilakukan secara rutin, perlu ada kesepakatan baru di rumah tangga.

Mengubah “image”
IRT merupakan pekerjaan mulia yang kesadarannya datang terlambat. Secara nasional, ada Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan yang bisa menempatkan perempuan sesuai struktur dan kultur yang ada. Sebagai komunitas terkecil, keluarga bermotorkan ayah dan ibu. Ketika tugas mencari rezeki di pundak ayah, mengasuh anak bertumpu pada pundak ibu.

Dipilihnya ibu, tentu tidak lepas dari hubungan emosional terdekat dengan figur yang mengandung, melahirkan, dan menyusui. Hubungan emosional yang terus dibina dan dikembangkan dengan kapasitas intelektual yang memadai akan menjadikan seorang ibu mampu mendampingi, membentengi, dan memberikan solusi bagi persoalan yang dialami anak-anaknya.

Perkembangan anak secara psikologis ataupun biologis tidak bisa dibiarkan tanpa pengasuhan. IRT tentu saja tidak boleh kalah oleh banyaknya kelompok relawan yang mendeklarasikan diri sebagai pendamping anak ataupun remaja. Keberhasilan melakukan pendampingan diindikasikan dengan semakin banyaknya perilaku anak remaja yang saleh dan berkurangnya perilaku salah. Pertumbuhan jumlah anak remaja saleh yang semakin besar akan mendorong terciptanya kehidupan berbangsa dan bernegara yang baldatun thoyyibatun warrabun ghafur. Kehidupan semacam ini akan mempercepat juga pencapaian keadilan dan kemakmuran bangsa.

Barangkali IRT bukan “penganggur” dengan daster lusuh. Ketika dahulu ibu “dusun” melahirkan pahlawan, mestinya kini lebih banyak pendidikan yang semakin baik. Peran pemerintah menjadi sentral melalui program pemberdayaan perempuan. Sejarah pun menunjukkan bahwa IRT menciptakan pekerjaan yang dapat dilakukan sambil mengasuh anak melalui bercocok tanam. Konsep ini makin bertebaran dalam kehidupan modern di perkotaan, tinggal mengemas dan memanfaatkannya.

Mempersandingkan aktivitas suami-istri tentu lebih bermakna ketimbang mempersaingkan keduanya. KDRT mungkin saja lahir dari konsep “saing”, bukan “sanding”. Saling tuding atas kesalahan anak juga lahir darinya. Uang banyak dengan cara yang tidak halal bisa menjadikan asupan gizi anak tidak baik untuk pertumbuhan mental. Bila bangsa ini dijejali dengan anak yang bermental tidak sehat, apa kata dunia!

Anggota keluarga yang dimotori IRT perlu mempertanyakan sumber uang yang dibawa suaminya yang pejabat negara. Korupsi dan manipulasi uang rakyat dapat dicegah jika setiap IRT rewel dalam hal yang satu ini. Bisa jadi semua pejabat yang menzalimi, menguras uang rakyat atau jatah hidup bawahannya akan segera sadar bila IRT bertindak seperti itu.

Sentripetal-sentrifugal
Mendorong IRT mengasuh anak adalah tugas bersama. Pemberdayaan perempuan tentu tidak terlepas dari konteks tersebut. Perusahaan yang melarang suami-istri bekerja di sana bisa dikembangkan lagi. Banyak suami memilih berhenti bekerja untuk mengasuh sambil mengembangkan bakat pribadinya, seperti Bapak Ramadhan KH dan juga yang banyak dilakukan istrinya. Kondisi seperti ini perlu didukung pemerintah melalui insentif finansial, sosial, ataupun moral. Penghargaan semacam itu perlu diberdayakan di seluruh lini yang ada. Suami tidak perlu bangga dengan istri yang bekerja menyaingi dirinya, demikian sebaliknya, atau tidak boleh menghina istri ataupun suami yang berstatus IRT.

Terserah siapa yang mau jadi pahlawan. Yang lebih penting lagi adalah kesadaran menghargai pahlawan. Penghargaan yang dimaksud bukan dengan mengunjungi makamnya, melainkan teladan yang baik ketika ia hidup perlu “dilestarikan”, sementara yang ditinggal belajar darinya. Ketika posisi ini diambil alih IRT, “jenderal” pun harus takzim kepadanya seperti Nagabonar. Dengan kelemahlembutan IRT, anak mendapat asah, asuh, dan asih dengan segenap jiwa raganya. Jika setiap IRT seperti itu, mungkin tidak ada cerita geng motor yang brutal, anak pelaku kejahatan, atau koruptor yang bicaranya tulus tetapi hatinya bulus.

Pemerintah perlu mendorong kegiatan PKK ataupun Dharma Wanita untuk tidak berlomba menciptakan kegiatan sosial yang berujung sok-sial karena tugasnya sebagai IRT jauh lebih mulia ketimbang kegiatan sosial itu sendiri. Keberdayaan IRT dalam mengasuh anak akan menjadikan lingkungan sosial sehat bagi banyak pejabat negara agar amanah dalam bertugas. Bisa saja pemerintah memilih pejabat dari keluarga dengan IRT yang baik dan sederhana, bukan dari yang royal dan arogan. Semoga banyak lahir pahlawan di negeri tercinta ini. Pahlawan dan Ibu Rumah Tangga

Oleh Asep Sumaryana
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0711 … /29635.htm

HPZ9F4ETA7TC

Saturday, April 25, 2020

Gerakan Koin Peduli Prita Mulyasari

Hingga hari ketiga, Senin kemarin, aksi koin peduli Prita Mulyasari baru mengumpulkan koin senilai Rp2,5 juta. Namun, jumlah itu melonjak drastis menjadi Rp18 juta hingga Selasa (8/12/2009) siang ini. (okezone.com)

Lokasi-lokasi pengumpulan Koin Peduli Prita atau Koin untuk Keadilan itu tersebar di beberapa lokasi di tanah air. Seperti ditulis Koinkeadilan.com, Selasa 8 Desember 2009, ada 15 lokasi yang dapat digunakan untuk pengumpulan koin.

Situs Koinkeadilan.com sendiri merupakan salah satu simpul informasi dukungan terhadap Prita Mulyasari. Jadwal pengumpulan koin juga sudah tertera jelas.

Berikut ini lokasi titik pengumpulan koin per 8 Desember 2009, pukul 11.44 WIB:

Koin Keadilan:
1. JAKARTA: Wetiga (Warung Wedangan W-Fi), Jalan Langsat 1/3A, Kramat Pela, Jakarta Selatan. Sore sampai dini hari (Minggu tutup)
2. BANDUNG: Tobucil & klabs, Jalan Aceh 56 Bandung 40113 t/f. +62 22 4261548 atau  kontak; Wiku Baskoro – 022-4261548. Jam 9 pagi hingga jam 8 malam.
3. BANDUNG: Yayasan kalyANamandira Jalan Klininingan III 9B Buahbatu – Bandung t/f. +62 22 7323303 kontak Ijul, Zamzam & Erus. Peta & foto
4. YOGYAKARTA: ANGKRINGQ Cafe, Jalan Pandega Satya Nomor 10 Kaliurang Km 5,3 Yogyakarta t/f. +62 274 586266 atau kontak; Fachry – 0817441165 & Nana – 081804166735. Jam 10 pagi hingga jam 11 malam
5. YOGYAKARTA: Female Radio Jogja, Jalan Yos Sudarso 27A, Kota Baru – Yogyakarta atau kontak Dian Purnomo – 081326151767
6. BALI: SLOKA institute, Jalan Noja Ayung 3 Gatsu Timur – Denpasar atau kontak Luh De Suriyani – 08123986124, Selasa – Jumat  jam 10 pagi hingga 4 sore
7. SAMARINDA: Warnet Groovy, depan STMIK WICIDA, Jalan M. Yamin 80 RT 28 – Samarinda atau kontak Adam Febrianata – 085246811220
8. PALEMBANG: Sriwijaya FM, Jalan Kasnaryansah 66 Palembang atau kontak Sekar – 08197870878 & Arie – 08117101090

Koin Peduli Prita:
9. JAKARTA: Markas Sehat – 71284653, Komplek PWR no 60 Jatipadang, Ragunan, Jakarta Selatan
10. SAWANGAN: Samsul NA : 0818-769284, Puri Anggrek Mas Blok D 2 no 4 Pancoranmas, Sawangan, Depok
11. BINTARO: Esti Gunawan : 0811 101497, Cimandiri V blok FF1 No. 36 Bintaro Jaya, Banten
12. SERPONG: Albert/Ria – 0811873004, Jl Raya Kelapa Sawit BD 12 No 22, Gading Serpong
13. JAKARTA: Lia – 081318877223, Jl Balimatraman, Al-Ikhlas II no.21 TR14/05, Manggarai Selatan, Tebet
14. BOGOR: Della Najla – Hp : 081513162427, Jl. Pekojan no. 45, Empang, Bogor
15. TANGERANG: Heni Nuraina – 08128085617, Medang lestari D III B 103, Tangerang

Kisah Ibu 66 Cm Yang Tengah Menantikan Kelahiran Bayi Ketiga



Sekarang, Herald yang menggunakan kursi roda, dan suaminya, Will, yang tingginya 175 cm, sedang menunggu kelahiran anak ketiga, seorang bayi laki-laki yang diperkirakan lahir dalam empat minggu mendatang. Herald tidak bisa lagi memangku putrinya karena perutnya telah membusung sedemikian rupa. Dia pun jadi bergantung pada suaminya untuk melakukan banyak hal.

Dia mengakui, kehamilan merupakan sesuatu “yang tidak nyaman”. Meski ada berbagai rintangan, pasangan itu mengatakan, mereka ingin punya lebih banyak anak.

Pasangan itu bertemu tahun 2000 saat bekerja di sebuah supermarket di kota asal mereka. Keduanya sangat ingin punya anak setelah menikah tahun 2004. Namun, para dokter memperingatkan Herald bahwa seorang bayi akan berkembang sedemikian besar dalam tubuhnya yang kecil itu dan hal itu akan menekan organ-organnya serta mencekik dia.

“Saya sangat kecewa ketika dikatakan saya tidak bisa punya anak. Sepanjang hidup, orangtua saya mengatakan kepada saya bahwa saya bisa melakukan apa pun. Lalu ada dokter-dokter itu yang mengatakan bahwa saya tidak bisa membentuk keluarga yang lengkap. Itu sangat menyakitkan,” kata Herald.

Delapan bulan kemudian, pasangan itu bergembira saat mengetahui Herald hamil. Mereka berkeras untuk mempertahankan kehamilan tersebut meski keluarga dan dokter meminta mereka untuk mempertimbangkannya kembali.

Herald, yang memutuskan tidak memakai kontrasepsi, mengatakan, “Mereka semua bilang kepada saya bahwa saya akan mati. Mereka meminta saya untuk tidak memiliki bayi. Bahkan ibu saya mengatakan, ‘Kamu tahu kamu ingin hidup, bukan?’ Saya bilang kepadanya, adalah mujizat bahwa saya ada, bahwa saya hidup. Mengapa ini (punya anak) bukan merupakan mujizat juga.”

Setelah 28 minggu, para dokter melakukan bedah sesar, dan seorang putri, Kateri, lahir tahun 2006. Dia bertumbuh sehat. Namun, hati keluarga itu remuk redam ketika mengetahui Kateri memiliki kondisi cacat bawaan dari Herald, yaitu tidak akan pernah memiliki tinggi badan yang normal.

Meski demikian, keluarga muda itu terus menjalani hidup dengan normal. Herald hamil lagi setahun kemudian. Dia mengatakan, “Sama seperti waktu sebelumnya, setiap orang berteriak kepada kami, ‘Apa yang kamu lakukan.’ Para dokter mengatakan kepada saya bahwa saya memaksakan keberuntungan saya. Tetapi kami hanya berdoa kepada Tuhan.”

Tentang kehamilannya yang kedua itu dia mengatakan, “Itu merupakan saat yang sulit, saya menjadi besar dengan begitu cepat. Pada titik terburuk, saya ingat saya menangis karena saya kelihatan seperti bola pantai dengan kepala dan kaki yang kecil. Saya berminggu-minggu tidak bisa melakukan apa pun untuk diri saya sendiri karena perut saya begitu besar. Saya selalu bisa mengerjakan segala sesuatu, tetapi kali ini saya tidak bisa.”

Para dokter mencoba membiarkan bayi yang kedua tinggal selama mungkin di dalam tubuhnya, membiarkan kehamilannya hingga 34 minggu. Putri kedua, Makaya, kemudian lahir. Sekarang kedua anak itu lebih besar dari ibu mereka yang sedang mengandung 30 minggu.



Sumber: Kompas.com

Bayi lahir di dalam tanah: sang Ibu meninggal, si bayi ternyata masihHidup!!!

 Bayi lahir di dalam tanah: sang Ibu meninggal, si bayi ternyata masih Hidup!!!

  Bayi lahir di dalam tanah: sang Ibu meninggal, si bayi ternyata masih Hidup!!!

 Bayi lahir di dalam tanah: sang Ibu meninggal, si bayi ternyata masih Hidup!!!

 Bayi lahir di dalam tanah: sang Ibu meninggal, si bayi ternyata masih Hidup!!!

 Bayi lahir di dalam tanah: sang Ibu meninggal, si bayi ternyata masih Hidup!!!

 Bayi lahir di dalam tanah: sang Ibu meninggal, si bayi ternyata masih Hidup!!!

Ibu Tertua di Dunia, Melahirkan di Usia 70 Tahun !!!

Seperti diberitakan harian Hindustan Times, kondisi ibu yang sudah lebih pantas dipanggil nenek itu dan bayinya sehat. Bishnoi mengklaim, Devi sebagai ibu tertua di dunia. Bala Ram sebelumnya sudah menikah dengan saudari Devi selama 10 tahun, tetapi belum dikaruniai anak. Istri keduanya ini juga tak dikaruniai anak.

Tidak jelas bagaimana proses lewat pembuahan ini bisa berhasil. ”Semua ini lewat teknik ilmiah,” ujar Bishnoi.

Rajo Devi menjadi ibu tertua di dunia sekalipun pada Juli seorang ibu di India yang berusia 70 tahun melahirkan bayi kembar lewat cara yang sama. Seorang ibu berusia 66 tahun di Spanyol melahirkan bayi kembar pada 2006.

sumber: Suaramedia.com

Bravo! Hak Bayi Atas ASI Telah Dijamin Negara

ASI adalah hak anak

Dalam UU kesehatan baru ini, hak bayi untuk mendapat ASI eksklusif dijelaskan dalam Pasal 128 Ayat 1 yang berbunyi, ”Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis.”

Salah seorang tokoh yang selama ini giat menyosialisasikan pentingnya ASI melalui Inisiasi Menyusui Dini (IMD), dr Utami Roesli SpA MBA IBCLC FABM menyambut gembira munculnya UU ini.

”Dengan adanya UU ini, jelas sudah bahwa seorang anak yang baru dilahirkan dalam kondisi normal—artinya tidak memerlukan tindakan penanganan khusus—berhak mendapatkan ASI secara eksklusif,” ujar perempuan yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Sentra Laktasi Indonesia.

Lebih lanjut, di ayat berikutnya ditegaskan lagi, ”Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus.”

dr Utami pun menegaskan seorang ibu sangat membutuhkan support dari orang-orang sekitar terutama dari keluarga seperti suami, orangtua, atau mertua demi kelancaran pemberian ASI pada bayinya. Ayat 3 berbunyi, ”Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diadakan di tempat kerja dan tempat sarana umum.”

Pada kenyataannya, belum banyak dijumpai fasilitas umum yang menyediakan tempat khusus bagi ibu menyusui (breastfeeding room). Hal tersebut tampaknya juga belum tersosialisasikan pada perusahaan-perusahaan, tempat dimana banyak terdapat ibu bekerja yang sedang melaksanakan ASI eksklusif.

Setidaknya menilik ayat 3 tadi, perusahaan dapat menyediakan tempat khusus yang bersih dan nyaman sebagai tempat dimana seorang ibu menyusui dapat memompa ASI-nya untuk kemudian menyimpannya ke dalam botol dan diberikan pada bayinya sepulang dari bekerja.

Sanksi pidana

Terkait dengan Pasal 128 tadi, UU Kesehatan ini kemudian menetapkan sanksi yang tercantum dalam Pasal 200, yakni ”Setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program pemberian air susu ibu eksklusif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128 ayat (2) dipidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (Seratus Juta Rupiah).”

Lebih lanjut dalam Pasal 201 dinyatakan bahwa bila tindak pidana tersebut dilakukan oleh korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda yang disebutkan dalam Pasal 200. Itu artinya pidana denda bagi korporasi yang melanggar Pasal 200 adalah paling banyak Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta Rupiah).

Dalam Pasal 201 ayat (2) disebutkan pula bahwa selain pidana denda, korporasi dapat dijatuhi pidana tambahan berupa:
a. pencabutan izin usaha; dan/atau b. pencabutan status badan hukum.

dr Utami pun semakin optimis dengan adanya UU ini terlebih dengan sanksi pidana bagi perorangan maupun lembaga yang menghalangi hak anak akan ASI, dapat menjadi payung sebagai upaya pemeliharaan kesehatan bayi, mempersiapkan generasi yang sehat dan cerdas, serta dapat menurunkan angka kematian bayi dan menurunkan risiko kanker pada ibu.

Nah Moms, masalah ASI ini tidak main-main, bukan? Jika negara saja sudah begitu peduli, bagaimana dengan kita? Yuk, sukseskan dan kabarkan terus ke seluruh pelosok negeri ini, say yes to ASI!

(Sumber: Okezone.com)