Showing posts with label paspor. Show all posts
Showing posts with label paspor. Show all posts

Monday, January 11, 2016

Pengalaman Memperpanjang e-Paspor di Kanim Surabaya

Bawa buku biar nggak bete nunggu
Ini dia urusan lima tahunan yang mesti dijalani: memperpanjang paspor. Sebaiknya, enam bulan sebelum masa berlaku paspor habis, harus segera diperpanjang lagi. Kalau enggak, sama saja tidak bisa dipakai ke luar negeri atau untuk aplikasi visa. Pengalaman Si Ayah ketika mendadak harus bertugas ke Australia, masa berlaku visanya 6 bulan plus 1 hari. Aplikasi visanya di-pending sampai dia bisa menyerahkan paspor baru. Akhirnya, karena mepet, Si Ayah meminta bantuan agen di Jakarta untuk membuat paspor yang sehari jadi. Agen bertugas mengambilkan nomor antrean dan mengisi formulir. Si Ayah tetap datang untuk foto dan wawancara.

Sebenarnya, membuat atau memperpanjang paspor sendiri sekarang gampang banget. Syaratnya mudah dan biayanya jelas. Hanya saja, memang perlu waktu seharian untuk antre pelayanan.

Untuk orang umum, ada dua macam paspor: paspor biasa dan e-paspor atau paspor elektronik. Fungsinya sama, hanya saja e-paspor sudah dilengkapi chip yang tertanam di sampulnya. Biaya pembuatan paspor biasa 355 ribu, sementara untuk e-paspor 655 ribu. Apa keuntungan membuat e-paspor? Paspor elektronik ini bisa digunakan untuk mendapat visa waiver (bebas visa) untuk negara Jepang. Kalau tidak ada rencana pergi ke Jepang dalam jangka waktu 5 tahun ke depan, sebaiknya ajukan paspor biasa saja, karena e-paspor hanya bisa diajukan di kantor imigrasi tertentu saja (Jakarta, Surabaya, Batam).

Cara mengajukan atau memperpanjang paspor/e-paspor ada dua: registrasi manual (walk in/datang langsung) dan daftar online via website di imigrasi go id. Apa bedanya daftar manual dengan daftar online? Kalau daftar online, kita tidak perlu antre pagi-pagi di kanim. Nomor antrean online sudah diberi jatah, dan ditentukan oleh kita sendiri, mau hari apa datang ke kanim. Kalau daftar manual, kita harus berangkat pagi-pagi ke kanim. Kalau yang antre banyak, siap-siap kehabisan jatah antre bila datang kesiangan.

SAYANGNYA, DAFTAR ONLINE INI BARU BERLAKU UNTUK PEMBUATAN PASPOR BIASA. Jadi kalau ingin membuat e-paspor, harus daftar manual. [Don't ask me WHY]


DOKUMEN
Sebenarnya informasi aturan, persyaratan dan langkah-langkah pembuatan paspor sudah lengkap di website imigrasi:
http://www.imigrasi.go.id. Tapi kadang desain website-nya membuat mata kita siwer karena terlalu banyak tulisan kecil-kecil dan panjang-panjang.

Ini versi sederhananya.

Persyaratan dokumen untuk paspor dewasa (bawa dokumen asli dan 1 fotokopi ukuran A4, jangan dipotong):
1. Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku
2. Kartu Susunan Keluarga/KSK yang sudah ditanda tangani kepala keluarga
3. Pilih salah satu: Akte lahir, Buku Nikah, Ijazah SD/SMP/SMA.
4. Paspor lama (khusus perpanjangan)

Persyaratan dokumen untuk paspor anak (bawa dokumen asli dan 1 fotokopi ukuran A4, jangan dipotong):
1. KTP Ayah dan Ibu
2. Kartu Susunan Keluarga/KSK yang sudah ditanda tangani kepala keluarga
3. Akte lahir anak
4. Buku nikah orang tua
5. Paspor Ayah dan Ibu
6. Paspor lama anak (khusus perpanjangan)

Untuk urusan dokumen ini, lebih baik siapkan atau bawa semuanya untuk jaga-jaga. Pengalaman ibu saya yang memperpanjang e-paspor menggunakan ijazah SMA, ternyata tempat lahir beliau ditulis berbeda dengan KTP/KSK. Yang benar memang yang di KTP. Akhirnya beliau harus pulang, dan kembali lagi keesokan harinya dengan membawa dokumen akte lahir. Pastikan semua nama, nama orang tua, tempat dan tanggal lahir sama di setiap dokumen yang akan digunakan.


PENTING: Untuk pembuatan/perpanjangan paspor anak, KEDUA orang tua harus hadir. Di bulan Oktober, saya berencana memperpanjang e-paspor saya dan Big A. Kebetulan ada hari libur di sekolah Big A. Ternyata diperlukan kehadiran kedua orang tua saat wawancara, padahal Si Ayah sedang menjadi pembicara seminar, sehingga tidak bisa meninggalkan tempat. Akhirnya pada hari itu hanya e-paspor saya saja yang bisa diurus. Kasihan Big A yang sudah menunggu, ikut antre sejak pukul 6.30. Waktu itu, datang ke kanim Surabaya di Waru pukul setengah tujuh pagi, saya mendapat nomor antrean 69 dan baru dipanggil wawancara jam 11 siang.


ANTRE
Kami mengurus e-paspor lagi khusus untuk Big A (13 tahun) di hari libur bulan Desember. Usaha pertama tanggal 24 Desember gagal. Kami sampai di Kanim Surabaya Waru jam 6 pagi. Sudah banyak orang yang antre, alhamdulillah tertib. Hari ini jatah antrean untuk pendaftar manual adalah 110 orang. Tepat jam 7, petugas mulai mengecek dokumen dan memberi nomor antrean dari mesin. Tepat di depan kami antre, nomor habis. Ternyata kami antre nomor 111. Pintu ditutup dan mau nggak mau kami harus gigit jari, pulang. *nyesek banget*

Sepulang dari Taipei, kami coba lagi peruntungan antre di kanim tanggal 31 Desember 2015. Kami sampai di Kanim jam 5 pagi. Gilak, ternyata jam segini sudah banyak yang berkerumun di depan pintu gerbang yang belum dibuka. Karena belum bisa antre, kami menuliskan nama di selembar kertas sesuai urutan kedatangan. Saya dapat nomor 97! Wuidih, orang-orang ini datangnya jam berapa? 

Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Surabaya ini alamatnya di Jl. Letjen S Parman 58 A, Waru, Sidoarjo. Di kantor ini tempat parkirnya terbatas. Kalau Anda membawa mobil, bisa parkir di pinggir jalan (banyak tukang parkir yang akan membantu) atau di bangunan kosong sebelah kanim. Siap-siap kalau biaya parkirnya premium, yaitu 10.000 rupiah. Sepeda motor juga bisa diparkir di tepi jalan. 

Jam 6 pagi, gerbang dibuka. Pak satpam memanggil nama kami sesuai yang tertulis di kertas, agar antre berdiri sesuai urutan. Dia mengumumkan kalau hari ini jatahnya 110 nomor antrean. Saya yang dapat nomor 97 merasa belum aman. Gimana kalau ada yang menyerobot antrean?

Jam 7, petugas mulai memeriksa dokumen. Yang dokumen belum lengkap, tidak akan mendapat nomor antrean resmi dari mesin. Yang bajunya kurang sopan (kaos oblong, kaos singlet, celana pendek, rok mini) atau pakai sandal jepit malah tidak boleh masuk sama sekali. Ini lumayan sih, mengurangi antrean, hahaha. Akhirnya saya mendapat nomor 86. Dari nomor pra antrean 97 ke 86, berarti ada 11 orang yang 'gugur' di depan saya, entah karena dokumen kurang lengkap atau karena pakaian kurang sopan.

PROSEDUR
Setelah mendapat nomor antrean, kami bisa nunggu sambil duduk. Untuk perpanjangan paspor anak, ada tiga formulir yang perlu diisi: formulir pendaftaran, formulir permintaan kembali paspor lama (sama dengan form untuk dewasa) dan surat pernyataan orang tua. Karena anak belum punya nomor KTP, cukup isikan nomor NIK yang ada di KSK, di kolom nomor KTP. Semua formulir wajib ditanda tangani kedua orang tua, salah satunya dengan materai. Sebaiknya siapkan materai atau bisa beli di penjual koran/majalah yang nongkrong di kanim.
 
Jam 8 pagi, pelayanan one-stop-service dimulai. Nomor antrean bisa dilihat di layar. One stop service artinya satu orang akan dilayani oleh satu meja, mulai dari cek berkas, wawancara dan foto. Kita tidak perlu pindah-pindah loket, cukup satu antrean.

Setelah menunggu selama 4 jam, akhirnya nomor kami dipanggil juga. Saat wawancara saya ditanya mau ke mana? Saya jawab mau liburan ke Singapura. Kapan? Sekitar bulan Maret. Namanya juga rencana kan? Bisa kejadian beneran bisa batal :) Perlu dicatat, kalau kalian membuat paspor untuk keperluan umroh, akan perlu surat keterangan dari travel agent tempat kalian mendaftar. Kalau membuat paspornya untuk pertukaran pelajar ke luar negeri, perlu ada surat dari sekolah dan agen yang mengurus pertukaran pelajar. Perlu juga didampingi guru yang akan turut serta dalam pertukaran tersebut. Agak ribet ya? Lebih gampang kalau tujuannya berlibur ;)

Saat wawancara ini baru ditanya, mau paspor biasa atau e-paspor. Kami diberi tahu kalau biaya e-paspor adalah Rp 655.000.

Setelah petugas ketak-ketik ketak-ketik dan cek cek ricek dokumen, akhirnya Big A difoto. Setelah itu mereka akan mencetak biodata untuk dicek, apa ejaan nama dan tanggal lahir sudah betul. Setelah semua beres, kami diberi slip pembayaran yang bisa dibayar di loket BNI. Bayarnya harus di loket bank, tapi nggak harus hari itu. Besok atau lusa masih bisa. Setelah itu, seminggu kemudian paspor boleh diambil.

Petugas bilang, untuk e-paspor perlu 10 hari kerja baru jadi, beda dengan paspor biasa yang 4 hari kerja sudah jadi. Hari Selasa ini, tujuh hari kerja setelah Big A foto, saya mendapat sms dari kanim yang isinya paspor a/n Big A sudah jadi dan bisa diambil. Informasi apakah paspor sudah jadi atau belum juga bisa dicek di website. Masukkan nomor yang ada di dalam slip pembayaran, nanti akan kelihatan status paspor: masih dicetak atau sudah bisa diserahkan.


Pengambilan paspor bisa diwakilkan, asal oleh orang serumah, sesuai KSK. Saat pengambilan ini, tidak ada antrean. Saya datang ke kanim sekitar jam 10 pagi. Cukup serahkan slip dan bukti bayar, lima menit kemudian nama Big A dipanggil. Saya perlu memfotokopi paspor baru tersebut dan memberikan fotokopian ke petugas sebelum akhirnya paspor lama juga diserahkan.
Alhamdulillah *lega*

PLUS MINUS 
Layanan pembuatan dan perpanjangan paspor oleh kantor imigrasi ini sudah ada kemajuan daripada tahun-tahun sebelumnya. Yang tadinya (2006) perlu 3 hari kedatangan (1 hari daftar, 1 hari foto dan 1 hari ambil), sekarang cukup 2 kali kedatangan (1 hari daftar dan foto, 1 hari ambil). Yang tadinya (tahun 2013) antre di 3 loket (pendaftaran, pembayaran, foto), kini sudah bisa diselesaikan di 1 meja. Yang tadinya ada pungli (map dan formulir disuruh membayar di koperasi), sekarang relatif tanpa pungli dan tidak ada transaksi uang di kanim karena pembayaran hanya lewat BNI. Yang tadinya (2013) ada istirahat satu jam penuh, semua layanan tutup tanpa pemberitahuan, sekarang layanan tetap buka saat jam istirahat, petugas bergantian makan siang dan salat.

Tapi tetap saja layanan ini perlu ditingkatkan karena panjangnya antrean. Booth layanan perlu ditambah, kuota antrean perlu ditambah untuk mengimbangi banyaknya masyarakat yang ingin mengurus paspor. Saya juga berharap tahun ini untuk e-paspor sudah bisa mendaftar secara online. Ini gampang banget seharusnya, tinggal memberi pilihan di sistem registrasi online-nya. Please!


Well, by the way, keempat paspor kami sudah nyala lagi sekarang. Tinggal pilih mau ke mana sekarang? Jepang? Hong Kong? NZ (lagi)?

~ The Emak


Monday, October 19, 2015

Langkah Mudah Aplikasi e-Visa Turki



Ceritanya, Si Ayah pergi ke Istanbul, dan kami nggak diajak. *mewek* Memang keperluannya dinas sih, untuk konferensi. Meski pengen banget ke Istanbul, saya juga tahu diri karena duit anggaran jalan-jalan kami sudah habis untuk jalan-jalan ke Eropa tahun lalu.

Sebagai istri salehah, meski nggak ikut pergi, saya tetap kebagian yang menyiapkan tiket, hotel, dan juga visa. Untungnya mengurus visa Turki gampang banget, bisa dilakukan dalam sekali duduk. Siapkan saja: paspor untuk contekan, alamat email, kartu kredit, laptop dan... internet cepat.


Berikut step-by-step mengajukan e-visa Turki, lengkap dengan screen shot-nya.

1. Buka website resmi untuk mengajukan e-visa Turki. https://www.evisa.gov.tr/en/
Pilih yang bahasa Inggris ya biar nggak bingung :)
 

2. Pilih negara: Indonesia. 
Pilih dokumen perjalanan: Ordinary Passport.
Masukkan kode verifikasi. Klik Save and Continue.



3. Pilih hari keberangkatan. 
Kalau nanti hari keberangkatan berubah tidak masalah, tapi harus termasuk dalam masa berlaku visa. Kalau tanggal berangkat lebih awal, harus apply visa baru. Pengajuan e-visa paling lambat 2 hari sebelum tanggal keberangkatan. Saya menguruskan visa seminggu sebelum keberangkatan Si Ayah.

Visa berlaku mulai hari kedatangan yang kita pilih sendiri sampai enam bulan setelahnya. Pemilik e-visa boleh datang kapan saja selama masa berlaku visa. Maksimal stay adalah 30 hari. Visa ini single entry, berlaku untuk satu kali masuk. Apakah kita bisa mendapatkan multiple entries? Sayangnya, hanya warga negara-negara tertentu yang bisa, warga negara Indonesia tidak masuk dalam daftar yang bisa multiple entries. Kalau ingin masuk Turki lagi, kita harus mengajukan e-visa baru.
Klik Save and Continue.





4. Isikan data diri.
Untuk yang namanya tiga kata, isikan dua kata pertama di kolom given/first names. Satu kata terakhir di kolom Surname.

Untuk membuatkan e-visa keluarga, klik Add a New Person. Dalam satu kali pengajuan bisa sampai 10 orang. Visa nanti dikirim ke satu email dan pembayaran cukup dilakukan satu kali sesuai tarif dikalikan jumlah orang yang mengajukan e-visa.

Setelah mengisikan data diri ini, klik Save and Continue.
Email verifikasi akan dikirim ke alamat email kita. Segera cek.
 

[catatan: saya hapal password email suami, jadi nggak ribet nanya2. Si Ayah pokoknya tahu beres :D]


5. Buka email. 
Kalau email dari sistem aplikasi e-visa Turki tidak masuk di inbox, cek juga folder spam/junk. Email ini harus direspon dalam waktu 1 jam, kalau tidak, aplikasi akan dibatalkan. Klik Approve.


6. Membayar biaya pembuatan e-visa.
Sebelum membayar, cek sekali lagi data diri kita, apakah sudah sesuai dengan paspor. Kalau terdapat kesalahan nama, tempat dan tanggal lahir atau salah data yang lain, biaya yang sudah kita bayarkan tidak dapat dikembalikan, dan kita harus membuat e-visa baru. Karena itu, pastikan datanya benar.

Biaya e-visa untuk WNI adalah USD 25 dan ada service fee sebesar 70 sen. Pembayaran hanya dapat dilakukan dengan kartu kredit visa atau mastercard. Nama di kartu kredit tidak harus sama dengan nama aplikan. Kalau nggak punya kartu kredit ya usaha lah, pinjam orang :)

Isikan data credit card dan klik Make Payment.



7. E-visa jadi dan bisa diunduh.
Setelah pembayaran beres, e-visa langsung jadi dan siap diunduh.
Tautan untuk mengunduh e-visa juga akan dikirimkan via email.
Jangan lupa untuk mengunduh kuitansi, kalau ingin reimburse ke kantor atau ortu :))



8. Cetak e-visa.
Ini dia penampakan e-visa Turki. Tinggal dicetak di kertas biasa ukuran A4.
Bagian kotak besar yang saya hitamkan di kanan atas dan bawah adalah barcode.



Ini penampakan kuitansinya.

Pengalaman Si Ayah melewati imigrasi Turki di bandara Istanbul lancar-lancar saja. Oleh petugasnya cuma ditanya ada keperluan apa di Istanbul. Tidak ada pertanyaan macam-macam lagi. Berbekal paspor dan e-visa print-print-an ini, Si Ayah langsung lolos imigrasi.

Gampang banget ya? Iya ^_^
Yang susyah bayar tagihan tiket pesawatnya ;p

~ The Emak