Saturday, December 11, 2010

Mengejan dan Mendorong Selama Persalinan

Keinginan mengejan adalah reaksi tidak sadar terhadap tekanan bayi pada dasar panggul Mengejan dan Mendorong Selama PersalinanMengejan


Keinginan mengejan adalah reaksi tidak sadar terhadap tekanan bayi pada dasar panggul. Rasa tertekan atau gerakan bayi jauh didalam panggul, yang menyebabkan keinginan yang tak tertahan untuk meregang, yang merupakan karakteristik dari keinginan mengejan. Beberapa wanita merasa perlu buang air besar saat mereka merasakan keinginan ini untuk pertama kalinya. Saat Anda merasakan keinginan untuk mengejan selama persalinan, tahan napas dan bergumamlah sewaktu Anda menarik napas “jeda” pada setiap pernapasan. Anda atau pasangan dapat meminta perawat atau bidan mengecek pembukaan yang Anda alami saat ini. Jika leher rahim sudah terbuka penuh, Anda umumnya dapat mulai mengejan saat merasakan keinginan tersebut. Jika leher rahim belum benar-benar terbuka seluruhnya tetapi sudah sangat tipis, lunak, dan meregang, Anda sebaiknya berjongkok demi memenuhi kebutuhan mengejan yang Anda rasakan. Jika leher rahim Anda masih mempunyai daerah yang tebal (kadang-kadang disebut “bibir” atau “bibir anterior”) Anda tidak boleh berjongkok sampai leher rahim sudah membuka seluruhnya. Bila tidak, leher rahim akan membengkak dan memperlambat perkembangan proses melahirkan normal. Perawat atau pamberi perawatan akan memandu Anda mengenai apa yang harus dilakukan saat ini. Meskipun kadang-kadang sangat sulit dan tidak nyaman untuk menahan agar tidak mendorong saat Anda merasakan keinginan yang kuat, tidak ada bahaya menunda pengejanan sampai leher rahim sudah terbuka seluruhnya. (Baca juga: Tanda mau melahirkan)


HINDARI MENGEJAN SAAT KEPALA BAYI KELUAR


Pernapasan dan dorong kebawah yang diuraikan diatas dialanjutkan untuk setiap kontraksi sampai sebagian besar kepala bayi mulai terlihat (crowning), dimana Anda merasa jaringan vagina bagian bawah meregang dan terasa panas. Pada saat ini, Anda harus berhenti mendorong kebawah untuk membiarkan vagina dan parineum meregang perlahan-lahan disekitar kepala bayi yang mulai muncul, guna mengurangi kemungkinan robekan atau pelahiran yang terlalu cepat. Saat terjadi peregangan, sensasi panas merupakan sinyal yang jelas untuk menghentikan pendorongan kebawah. Dokter atau bidan pada saat itu juga akan memberi arahan, mengatakan pada Anda kapan harus mengejan dan kapan berhenti mengejan. Agar Anda tidak mengejan, keluarkan nafas seperti yang Anda lakukan saat menghindari desakan untuk mengejan sampai desakan menghilang atau sampai Anda diminta mendorong kembali. (Baca juga Memilih Nama bayi perempuan dan nama bali laki-laki)


Mendorong Spontan


Begitu leher rahim membuka penuh, kala dua persalinan dimulai. Anda mungkin merasa atau bisa saja tidak merasakan dorongan untuk segera mendorong (atau mengejan) bersama dengan kontraksi yang terjadi. Jumlah dan kecepatan turunnya bayi, kedudukan dan posisinya dalam panggul, dan posisi tubuh Anda serta faktor lain akan menentukan apakah dorongan tersebut akan timbul segera atau timbul sesudah istirahat sejenak. Biasanya, dengan berjalannya waktu dan pergantian posisi keposisi duduk tegak atau berjongkok, fase istirahat dari kala dua persalinan akan menghilang dan desakan untuk mengejan akan meningkat. Artikel lainnya: Persalinan normal


Respons Anda terhadap kontraksi kala dua tergantung pada sensasi yang Anda rasakan. Anda barangkali merasakan beberapa desakan-desakan yang kuat dan tidak tertahankan untuk mengejan- dalam setiap kontraksi. Masing-masing berlangsung selama beberapa detik. Pada keadaan ini yang perlu Anda lakukan hanyalah bernapas, menggunakan pola yang sesuai untuk Anda, sampai Anda merasakan desakan untuk mengejan dan tubuh Anda mulai mendorong kebawah. Berikan respons untuk terhadap desakan mengejan, biarkan tubuh mendorong kebawah selama Anda merasakan desakan tersebut. Kemudian bernapaslah dengan ringan sampai muncul desakan berikut atau sampai kontraksi mereda. Anda mungkin akan mengejan tiga sampai lima kali per kontraksi, dengan setiap pengejanan berlangsung selama lima sampai tujuh detik. Manfaatkan kesempatan untuk beristirahat dan rileks di antara waktu kontraksi.


Jenis pengejanan ini disebut “dorongan spontan” (berarti bahwa Anda bereaksi secara spontan terhadap desakan untuk mengejan). Jenis ini direkomendasikan jika persalinan berjalan dengan normal dan calon ibu tidak dibius. Pendorongan spontan tidak mungkin dilakukan jika dilakukan pembiusan, karena bius menghilangkan sensasi mengejan dan kemampuan Anda untuk mendorong dengan efektif. Jika Anda mendapat pembiusan, asisten atau perawat yang mendampingi Anda akan memberi tahu kapan dan bagaimana Anda harus mengejan. Ini disebut “mendorong terpimpin”.


Saat berlatih teknik mendorong untuk kala dua, Anda tidak perlu mendorong kuat-kuat, cukup sampai merasakan bahwa dasar panggul anda mengembung. Untuk dapat lebih epektif, bayangkan apa yang terjadi jika Anda mengejan pada persalinan yang sebenarnya. Bayangkan bayi turun dan berputar untuk mengingatkan diri Anda akan pentingnya relaksasi dan mengembungkan dasar panggul.


Mendorong Terpimpin


Uraian terdahulu tentang teknik mendorong kala  dua didasarkan pada asumsi bahwa Anda akan merasakan desakan mengejan untuk mengejan, yang akan membimbing respons Anda terhadap kontraksi. Meskipun demikian, jika Anda tidak merasakan kontraksi karena pembiusan, atau jika Anda tidak mengalami desakan untuk mengejan (bahkan sesudah 20 atau 30 menit berlalu dan Anda sudah mencoba berganti posisi (dibantu gaya tarik bumi) seperti, berjongkok, duduk, merangkak atau berdiri tegak, Anda mungkin perlu melakukan pendorongan terpimpin yang rutin.


Pada teknik ini, asisten pelahiran, perawat atau pasangan Anda akan memberitahu kapan, seberapa lama, dan seberapa kuat Anda harus mengejan.


1. Saat kontraksi dimulai, tarik napas 2 atau 3 kali dan saat Anda diminta mengejan, tarik napas dan tahan. Tekuk badan kedepan, tekuk dagu kearah dada dan dorong kebawah, dengan  mengencangkan otot-otot perut.


2. relakskan otot-otot dasar panggul. dorong kebawah selama 5 sampai 7 detik. Dengan cepat keluarkan napas, tarik napas kembali beberapa kali, dan ulangi rutinitas tersebut sampai kontraksi mereda.


3. Saat kontraksi berakhir, dengan perlahan baringkan tubuh atau duduk menyandar, beristirahat dan bernafas secara normal.


Catatan: Rutinitas ini berlanjut untuk setiap kontraksi sampai kepala bayi hampir keluar. Pada saat ini, dokter atau bidan akan mengatakan agar Anda berhenti mengejan sehingga bayi dapat keluar melalui lubang vagina dengan perlahan. Sesuai intruksi asistan pelahiran, relaks, dan keluarkan semua udara dari paru-paru. Jika perlu embuskan dengan cepat untuk mencegah agar Anda tidak mengejan.


Artikel Terkait

Terkini